Kamis, 25 April 2013

MAKALAH


PERSAMAAN DAN PERBEDAAN TUGAS DAN AJARAN RASUL – RASUL SEBELUM NABI MUHAMMAD DENGAN TUGAS DAN AJARAN NABI MUHAMMAD


Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah : AQIDAH ISLAMIYAH
Yang Dibimbing Oleh : Drs. H. Abd.Munir, MA.


UNISMA
 Disusun Oleh: 
 AMINATUZ ZUHRIYAH



PROGRAM KUALIFIKASI GURU MADARASAH
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
Desember 2011
 
BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Rasul adalah seseorang dengan jenis kelamin laki-laki yang mendapatkan wahyu dari Allah SWT dan memiliki kewajiban untuk menyebar luaskan wahyu tersebut.
Rasul adalah manusia yang diutus untuk mengajarkan kalam Allah tersebut. Seperti yang dikatakan dalam firman-Nya dalam surat al Ghaasyiyah 88:21-22, ”Fadzakkir innamaa anta mudzakkir, lasta alaihim bi mushaithirâ, Sampaikan ajaran (Tuhan) karena sesungguhnya engkau orang yang menyampaikan ajaran, dan engkau bukanlah orang yang ditugasi untuk menguasai mereka. Dan ayat senada ada pada QS 87:9, yaitu Nabi s.a.w. diperintah untuk menyampaikan ajaran, karena ajaran dari Tuhan itu bermanfaat bagi manusia. Sedangkan Para Nabi adalah orang-orang yang menjadi rasul, pemberi petunjuk.
Nabi Muhammad adalah rasul akhir zaman dan penutup dari rasul – rasul sebelumnya. Ajaran yang dibawa Rosul semenjak Nabi Adam as hingga kepada Nabi Muhammad saw.memiliki persamaan dan perbedaan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:
1.  Apakah persamaan tugas dan ajaran Rasul sebelum nabi Muhammad dengan tugas dan ajaran Nabi Muhammad?
2.  Apakah perbedaan tugas dan ajaran Rasul sebelum nabi Muhammad dengan tugas dan ajaran Nabi Muhammad?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan permasalahan di atas maka dapat dirumuskan tujuan sebagai berikut:
1.  Untuk mengetahui persamaan tugas dan ajaran Rasul sebelum nabi Muhammad dengan tugas dan ajaran Nabi Muhammad
2.  Untuk mengetahui perbedaan tugas dan ajaran Rasul sebelum nabi Muhammad dengan tugas dan ajaran Nabi Muhammad
BAB  II
PEMBAHASAN

A. Persamaan Tugas dan Ajaran Rasul Sebelum Nabi Muhammad dengan Tugas dan Ajaran Nabi Muhammad
Tugas utama para Rasul ialah menanamkan kepercayaan yang sejati mengenai keesaan Allah swt.Semua Nabi dan Rosul mengajarkan dan menuntun ummatnya untuk mengetahui dan menyakini bahwa pencipta alam semesta adalah Allah swt.
Ajaran yang dibawa Rosul semenjak Nabi Adam as hingga kepada Nabi Muhammad saw.memiliki kesamaan.Mereka mengajarkan bahwa tiada tuhan melainkan  Allah swt. demikian juga mereka menyerukan kepada umatnya untuk menyerahkan diri dan jiwa secara utuh kepada Allah swt. Agar memperoleh ketentraman hidup didunia dan akhirat. Ajaran menyerahkan diri sepenuhnya ini dikenal dengan istilah islam.
Isi dari ajaran yang di sampaikan para Nabi dan Rasul utusan Allah swt adalah mengajak manusia agar beriman kepada Allah,Tuhan Yang Esa dan menyerahkan diri kepada-Nya secara total. Demikianlah ajaran para nabi sejak nabi adam sampai nabi Muhammad yang sama-sama mengajak semua orang menjadi orang islam.
Letak kesatuan misi para Rosul, yaitu usaha untuk menyerukan keesaan allah sebagai landasan pokok untuk menuju perbaikan umat manusia dalam segala aspek kehidupan.menyeru dan mengajak manusia kepada kebenaran, memerintah manusia melakukan kebajikan, melarang atau mencegah dan menghilangkan segala bentuk kemungkaran dari seluruh aspek kehidupan manusia dan masyarakat.
Semua Nabi memiliki kesamaan ajaran,yaitu mengajak untuk menauhidkan Allah SWT.,memerangi kekufuran dan kemusyrikan,mengajak untuk berbuat taat, dan melarang manusia untuk melakukan perbuatan yang diharamkan. Mereka mengajak umatnya untuk taat kepada Allah SWT.Allah SWT berfirman dalam Surat An-Nisa’ ayat 163: ”Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan Nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim,Ishak,Ya’qub,dan anak cucunya,Isa,Ayyub,Yunus,Harun,dan Sulaiman.Dan kami berikan Zabur kepada Daud. Dan (kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu,dan rasul-rasul yang tidak kami kisahkan tentang mereka kepadamu.Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung. (Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan memberi peringatan  agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu.Dan adalah Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.

B. Perbedaan Tugas dan Ajaran Rasul Sebelum Nabi Muhammad dengan Tugas dan Ajaran Nabi Muhammad
1.     Sebelum Nabi Muhammad SAW diutus, risalah ilahi masih berbentuk lokal. Maksudnya para rasul masih diutus untuk kaumnya masing-masing. Para rasul itu menyeru hanya kepada kaumnya, sebagaimana yang dikisahkan Allah dalam Al Qur’an dari mulai Nuh, Hud, Syu’aib, sampai Shalih. Seruan mereka berbunyi, “Wahai kaumku!” dan begitu juga Nabi Isa, sebagaimana diriwayatkan, berkata, “Aku diutus karena penyelewengan Bani Israil yang sesat.” Namun setelah diutusnya Nabi Muhammad SAW, risalah ilahi dibawah naungan Islam beralih dari kerangka yang bersifat kesukuan menjadi kemanusiaan. Karena itu seruannya menjadi, “Wahai manusia!” Jadi seluruh manusia diharuskan mengikuti satu Rasul, yaitu Muhammad SAW. Karena itu tidak ada rasul sesudahnya dan tidak diterima mengikuti rasul-rasul sebelumnya.
Dalam Alquran Allah SWT berfirman: “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi…[QS.Al-Ahzab: 40]
Islam yang lahir atas dasar rahmatan lil alamin diharapkan mampu menyejahterakan manusia dalam segala hal. Karena itu ajaran Islam merupakan suatu sistem normatif dimana agama berhubungan secara integral dengan segala bidang kehidupan umat Islam, seperti politik, ekonomi, hukum, pendidikan dan keluarga.
2.         Risalah-risalah sebelum Nabi Muhammad bersifat mahaliyyah (hanya untuk kawasan tertentu).Setiap rasul tersebut diutus untuk kaum tertentu.Risalah mereka bertujuan untuk memberikan solusi yang dibutuhkan pada masanya,memenuhi kebutuhan masyarakat saat itu yang masing-masing memiliki kebutuhan khas dan tuntutan yang berbeda.Allah berfirman dalam surat Al-maidah ayat 48:
”Untuk tiap-tiap umat di antara kamu kami berikan aturan dan jalan yang terang.
Dalam surat Al-Hajj ayat 67 Allah berfirman:
”Bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan syariat tertentu yang mereka lakukan.”
3.     Sudah menjadi sunatullah bahwa setiap rasul dibantu oleh Allah dengan mukjizat agar orang menjadi beriman dan orang yang tidak mau beriman telah sampai kepada mereka hujah. Unta Nabi Shaleh,tongkat Nabi Musa, dan mukjizat Nabi Isa adalah beberapa contoh mukjizat para nabi.Tetapi mayoritas mukjizat yang diberikan kepada para nabi sebelum Nabi Muhammad bentuknya hissiyyah (dapat dilihat langsung dan dirasa oleh indra).Ciri mukjizat hissiyyah adalah ia habis pada waktu kejadian saja dan tidak dapat disaksikan kecuali oleh orang yang ada pada waktu kejadian.Berbeda dengan mukjizat Nabi Muhammad SAW.yaitu Al-Qur’an, ia berlaku sampai akhir zaman. Imam Suyuthi berkata: Ketahuilah bahwa mukjizat adalah perkara yang terjadi di luar kebiasaan orang banyak,disertai tantangan dan tidak dapat ditandingi. Mukjizat dapat berbentuk hissiyyah (nyata) dan bisa juga aqliyyah.Kebanyakan mukjizat bani Israil adalah hissiyyah dan mukjizat umat Muhammad adalah aqliyyah.Karena syariat Islam dirancang agar  tetap up to date sampai akhir zaman,maka mukjizat aqliyyah adalah yang paling pas agar para ilmuan dapat menyaksikan mukjizat tersebut.
4.     Grafik  penerimaan dakwah oleh umat sebelum Nabi Muhammad cukup variatif,antara naik dan turun.Dakwah tidak diterima secara mutlak,dan tidak selalu ditolak.Inilah sunatullah dalam kehidupan.Andaikan Allah menghendaki,Dia mampu untuk menjadikan orang menerima dakwah semuanya.Tetapi dengan hikmah-Nya,pertarungan antara kebaikan dan kejahatan akan abadi,dan cobaan-cobaan di jalan dakwah baik bagi da’I maupun mad’u akan terus berlangsung agar terseleksi mana orang yang baik dan mana orang jahat,dan mana orang yang layak untuk menempati neraka.
Secara umum, para nabi sebelum Muhammad berdakwah dengan dua pendekatan:pertama, dakwah kultural, hidup bersama masyarakat dan menjadi bagian tidak terpisahkan dari mereka yang didakwahi.Yang masuk dalam katagori pertama di antaranya adalah Nabi Nuh, Hud, Shaleh, Ibrahim, Luth, Syu’aib, Musa, Harun, Isa; kedua,dakwah structural, mereka menjadi Nabi sekaligus menjadi penguasa.Yang masuk katagori adalah Nabi Yusuf,Daud,dan Sulaiman.
sedangkan nabi Muhammad berdakwah selain menjadi pemimpin umat muslim, beliau juga membaur dengan masyarakat, meskipun beliau menjadi penguasa, tetapi beliau tetap menyatu dengan umatnya.


BAB III
PENUTUP
Kesatuan tugas dan asas tentang keesaan allah benar-benar disampaikan oleh para utusan Allah swt. Kepada umat manusia pada masa dan zamannya masing-masing.
Ajaran yang dibawa Rosul semenjak Nabi Adam as hingga kepada Nabi Muhammad saw.memiliki kesamaan.Mereka mengajarkan bahwa tiada tuhan melainkan  Allah swt. demikian juga mereka menyerukan kepada umatnya untuk menyerahkan diri dan jiwa secara utuh kepada Allah swt. Agar memperoleh ketentraman hidup didunia dan akhirat. Ajaran menyerahkan diri sepenuhnya ini dikenal dengan istilah islam.
Meskipun terdapat perbedaan tugas dan ajaran rasul sebelum Nabi Muhammad dengan tugas dan ajaran Nabi Muhammad, mereka semua adalah panutan kita untuk menuju kehidupan yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Nurwahid Hidayat. Pengantar Sejarah dakwah Rahmat Semesta: Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
Aminudin Sanwar, 2005. Sejarah. Rasail: Semarang
Soekarno dan Ahmad Supardi, Sejarah dan Filsafah Pendidikan Islam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar