A. PENGERTIAN
KECERDASAN GANDA
Kecerdasan ganda merupakan
potensi yang dimiliki seseorang yang dapat diaktifkan melalui proses belajar,
interaksi dengan keluarga, guru, teman dan nilai-nilai budaya yang berkembang. Kecerdasan
mengandung dua aspek pokok yaitu; kemampuan belajar dari pengalaman dan
beradaptasi terhadap lingkungan.
B. SISWA
ADALAH INDIVIDU YANG UNIK
Pada dasarnya siswa adalah
individu yang unik. Setiap siswa memiliki potensi dan kemempuan yang berbeda
antara yang satu dengan yang lain. Tidak semua individu memilki profil
intelegensi yang sama. Setiap individu juga memilki bakat dan minat belajar
yang berbeda-beda.
Setiap siswa memang memiliki
potensi yang berbeda – beda dan memilki pilihan untuk mengembangkan potensi
yang dimilikinya, namun ada beberapa pengetahuan dan kerterampilan dasar yang
perlu dimiliki oleh siswa setelah menyelesaikan pendidikan di sekolah yaitu
kemampuan atau kompetensi dalam bidang :
- Bahasa (linguistic)
- Matematika (math)
- Ilmu Pengetahuan Sosial (social sciences)
- Ilmu Pegetahuan Alam (Natural Sciences)
Keempat bidang ini dapat dipandang sebagai
kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh individu siswa setelah lulus dari
sekolah.
C. MACAM
– MACAM KECERDASAN GANDA
Gardner (1983) berhasil
mengidentifikasi tujuh macam kecerdasan, yang kemudian dikenal sebagai
kecerdasan ganda (Multiple Intelligence). Ketujuh jenis kecerdasan
tersebut adalah:
1. Kecerdasan musical
Gardner menyebut kecerdasan
musical ini dengan istilah musical/ rhythmic intelligence.
Kecerdasan musical (KM) adalah kemampuan untuk menghasilkan dan mengapresiasi
musik. Kemampuan ini meliputi menyanyi, bersiul, memainkan alat-alat musik,
mengenal pola-pola nada, membuat komposisi musik, mengingat melodi, memahami
struktur dan irama musik. Gardner telah mengidentifikasi bahwa inti dasar
KM musical meliputi aspek irama, pola titinada, harmoni, dan timber, tetapi dia
segera mengusulkan adanya kekuatan emosional misterius dari musik. Dia
menunjukkan beberapa fakta untuk mendukung teorinya bahwa kemampuan musikan
berfungsi seperti sebuah intelegensi, yakni apa yang oleh composer disebut
sebagai logical musical thinking dan musical mind (101-2).
Kecerdasan musik merupakan kecerdasan yang paling awal berkembang dalam diri
manusia (Grow, 2005).
2. Kecerdasan Kinesthetic
Jenis kecerdasan ini berkaitan dengan pengendalian gerakan badan. Pengenalian
gerakan badan ini terletak di korteks motoris dengan setiap belahan otak
mendominasi atau mengendalikan gerakan badan di sisi yang berlawanan (Gardner,
1983). Orang yang cerdas secara kinesthetic akan lebih mudah menirukan dan
menciptakan gerakan. Seorang olahragawan yang cerdas kinesthetic akan dapat
menyelesaikan dan mencari alternatif gerakan. Penyelesaian gerakan tentu berbeda
dengan penyelesaian persamaan matematika, sehingga dalam hal ini orang yang
cerdas gerak badan boleh jadi tidak cerdas secara matematik dan sebaliknya.
3. Kecerdasan logical/mathematical
Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan
angka-angka dan bilangan, berpikir logis dan ilmiah, adanya konsistensi dalam
pemikiran.. Seseorang yang cerdas secara logika-matematika seringkali tertarik
dengan pola dan bilangan/angka-angka. Mereka belajar dengan cepat operasi bilangan
dan cepat memahami konsep waktu, menjelaskan konsep secara logis, atau
menyimpulkan informasi secara matematik. Kecerdasan ini amat penting karena
akan membantu mengembangkan keterampilan berpikir dan logika seseorang. Dia
menjadi mudah berpikir logis karena dilatih disiplin mental yang keras dan
belajar menemukan alur piker yang benar atau tidak benar. Di samping itu juga
kecerdasan ini dapat membantu menemukan cara kerja, pola, dan hubungan,
mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, mengklasifikasikan dan
mengelompokkan, meningkatkan pengertian terhadap bilangan dan yang lebih
penting lagi meningkatkan daya ingat.
4. Kecerdasan visual/spatial
Kecerdasan ini ditunjukkan
oleh kemampuan seseorang untuk melihat secara rinci gambaran visual yang
terdapat di sekitarnya. Seorang seniman dapat memiliki kemampuan persepsi yang
besar. Bila mereka melihat sebuah lukisan, mereka dapat melihat adanya perbedaan
yang tampak di antara goresan-goresan kuas, meskipu orang lain tidak mampu
melihatnya. Dengan mengamati sebuah foto, seorang fotografer dapat membuat
analisis mengenai kelemahan atau kekuatan dari foto tersebut seperti arah
datangnya cahaya, latar belakang, dan sebagainya, bahkan mereka dapat memberi
jalan keluar bagaimana seandainya foto itu ditingkatkan kualitasnya. Kecerdasan
ini sangat dituntut pada profesi-profesi seperti fotografer, seniman,
navigator, arsitek. Pada orang-orang ini dituntut untuk melihat secara tepat
gambaran visual dan kemudian member arti terhadap gambaran tersebut.
5. Kecerdasan
verbal/linguistik
Orang-orang yang memiliki
kecerdasan ini memiliki kemampuan untuk menyusun pikirannya dengan jelas.
Mereka juga mampu mengungkapkan pikiran dalam bentuk kata-kata seperti
berbicara, menulis, dan membaca. Orang dengan kecerdasan verbal ini sangat
cakap dalam berbahasa, menceriterakan kisah, berdebat, berdiskusi, melakukan
penafsiran, menyampaikan laporan dan berbagai aktivitas lain yang terkait
dengan berbicara dan menulis. Kecerdasan ini sangat diperlukan pada profesi
pengacara, penulis, penyiar radio/televisi, editor, guru.
6. Kecerdasan
interpersonal
Kecerdasan ini berkait dengan
kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain. Pada saat
berinteraksi dengan orang lain, seseorang harus dapat memperkirakan perasaan,
temperamen, suasana hati, maksud dan keinginan teman interaksinya, kemudian
memberikan respon yang layak. Orang dengan kecerdasan Interpersonal memiliki
kemampuan sedemikian sehingga terlihat amat mudah bergaul, banyak teman dan
disenangi oleh orang lain. Di dalam pergaulan mereka menunjukkan kehangatan,
rasa persahabatan yang tulus, empati. Selain baik dalam membina hubungan dengan
orang lain, orang dengan kecerdasan ini juga berusaha baik dalam menyelesaikan
persoalan-persoalan yang berhubungan dengan perselihanan dengan orang lain.
Kecerdasan ini amat penting, karena pada dasarnya kita tidak dapat hidup
sendiri (No man is an Island). Orang yang memiliki jaringan sahabat yang luas
tentu akan lebih mudah menjalani hidup ini. Seorang yang memiliki kecerdasan
“bermasyarakat” akan mudah menyesuaikan diri, menjadi orang dewasa yang sadar
secara sosial dan berhasil dalam pekerjaan
7. Kecerdasan
intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal
diperlihatkan dalam bentuk kemampuan dalam membangun persepsi yang akurat
tentang diri sendiri dan menggunakan kemampuan tersebut dalam membuat rencana
dan mengarahkan orang lain
8. Kecerdasan
naturalistik
Keahlian mengenali dan
mengkategorikan spesies-flora dan fauna di lingkungannya. Para pecinta alam
adalah contoh orang tergolong sebagai orang – orang yang memiliki kecerdasan
ini.
Konsep kecerdasan ganda (Multiple
Intelligence) merupakan kritik terhadap Psychometric yang biasa digunakan untuk
mengukur kecerdasan manusia yang hanya bertumpu pada kekuatan otak kiri
manusia. Selama ini pengukuran kecerdasan hanya pada aspek kuantitatif
(logical) dan verbal. Manusia yang memiliki skor rendah berdasarkan tes
tersebut dianggap memiliki tingkat kecerdasan rendah atau biasa disebut IQ (intelligence
quotion) rendah. Pengukuran kecerdasan dengan IQ dalam perkembangannya
dianggap tidak representatif, karena ada banyak fakta manusia dengan IQ rendah
tetapi ternyata dalam hidupnya lebih sukses daripada orang yang mempunyai
tingkat IQ tinggi. Orang dengan IQ yang pas-pasan ternyata dapat mempunyai
keahlian yang hebat dalam bidang-bidang tertentu, seperti ahli melukis, ahli
olah raga, ahli menyanyi, dan lain-lain. Kekuatan yang mendorong tes-tes kecerdasan
ganda (Multiple Intelligence) adalah bahwa tes-tes yang biasa dilakukan
inkonsisten terhadap teori-teori ilmiah besar yang mapan. kecerdasan ganda (Multiple
Intelligence) bukanlah suatu domain atau disiplin ilmu tersendiri. Konsep kecerdasan
ganda (Multiple Intelligence) merupakan suatu jenis konstrak baru,
tetapi kecerdasan ganda (Multiple Intelligence) tidak sama dengan style
atau gaya pembelajaran, gaya kognitif, atau gaya bekerja (Gardner, 1995).
Kecerdasan ganda (Multiple
Intelligence) sebagai suatu konsep baru berdampak pada pembuatan desain dan
kurikulum sekolah. Teori kecerdasan ganda (Multiple Intelligence)
menganjurkan bahwa ada beberapa kecerdasan manusia yang relatif
independen dan dapat dijadikan mode dan dikombinasikan dalam keserbaragaman
cara agar sesuai dengan masing-masing individu dan budaya. Independensi
masing-masing jenis kecerdasan ini dapat ditunjukkan pada kasus orang tidak
dapat menguasai matematika, tetapi dia amat cepat membuat atau memahami arti
keindahan sebuah lukisan atau komposisi lagu. Kasus lainnya, seorang yang tidak
dapat memiliki kemampuan verbal dan spatial tetapi sangat cerdas dalam
gerak/kinesthetik. Dalam diri manusia mungkin terdapat satu, dua, tiga atau
lebih jenis kecerdasan yang menonjol. Jenis kecerdasan ini meungkin selanjutnya
berkaitan dengan learning style dan life style.
D. KECERDASAN GANDA DAN PERUBAHAN PARADIGMATIK
PEMBELAJARAN
Teori kecerdasan ganda (Multiple
Intelligence) melahirkan suatu paradigma baru dalam penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran. Pertama, perubahan pola pikir para guru. Pola
pikir yang dimaksud dalam hal ini adalah para guru harus mengubah cara berpikir
bahwa di dalam kelas tidak ada siswa yang bodoh, apalagi beranggapan bahwa
sebagian siswa cerdas, sebagian sedang-sedang saja, dan sebagian lainnya tidak
cerdas. Dengan kata lain, guru harus memandang bahwa pada dasarnya semua siswa
adalah cerdas, cerdas dalam aspek yang berbeda-beda. Kedua,
perubahan desain dan strategi pembelajaran. Berdasarkan asumsi bahwa setiap
siswa mempunyai jenis kecerdasan yang berbeda, maka guru perlu membuat desain
pembelajaran yang variatif. Desain pembelajaran yang variatif dimaksudkkan
untuk memberi ruang kepada siswa dengan cara belajar yang berbeda. Ada siswa
yang mudah belajar dengan cara melihat dengan komposisi warna-warna
tertentu, ada yang mudah menangkap dengan cara memberikan gerakan-gerakan, ada
yang dapat denganmendengar atau hanya dengan abstraksi saja.
Sebagai sebuah konsep baru, aplikasi teori kecerdasan ganda di kelas masih dalam
proses eksploratif. Masing-masing guru dapat menerapkannya dengan berbagai
cara. Menurut Armstrong (2004) belum ada petunjuk standar yang harus diikuti,
gagasan-gagasan yang dikumukakan oleh para ahli selama ini barulah sebatas
usulan, seperti Armstrong sendiri mengusulkan pembelajaran dilakukan secara
tematis dengan memperhatikan keunikan atau jenis kecerdasan yang menonjol pada
setiap anak..
E.
FAKTOR –
FAKTOR PENTING DALAM IMPLEMENTASI TEORI KECERDASAN GANDA
Implementasi teori kecerdasan
ganda dalam aktivitas pembelajaran memerlukan dukungan komponen-komponen sistem
persekolahan sebagai berikut :
- Orang tua murid
- Guru
- Kurikulum dan fasilitas
- Sistem penilaian
Komponen masyarakat, dalam
hal ini orang tua murid, perlu memberikan dukungan yang optimal agar implementasi
teori kecerdasan ganda di sekolah dapat berhasil. Orang tua, dalam konteks
pengembangan kecerdasan ganda perlu memeberikan sedikit kebebasan pada anak
mereka untuk dapat memilih kompetensi yang ingin dikembangkan sesuai dengan
kecerdasan dan bakat yang mereka miliki.
Guru memegang peran yang
sangat penting dalam implementasi teori kecerdasan ganda. Agar implementasi
teori kecerdasan ganda dapat mencapai hasil seperti yang diinginkan ada dua hal
yang perlu diperhatikan yaitu :
- Kemampuan guru dalam mengenali kecerdasan individu siswa
- Kemampuan mengajar dan memanfaatkan waktu mengajar secara proporsional.
Kemampuan guru dalam
mengenali kecerdasan ganda yang dimiliki oleh siswa merupakan hal yang sangat
penting. Faktor ini akan sangat menentukan dalam merencanakan proses belajar
yang harus ditempuh oleh siswa. Ada banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru
untuk mengenali kecerdasan spesifik yang dimiliki oleh siswa. Semakin dekat
hubungan antara guru dengan siswa, maka akan semakin mudah bagi para guru untuk
mengenali karakteristik dan tingkat kecerdasan siswa.
Sistem penilaian yang
diperlukan oleh sekolah yang menerapkan teori kecerdasan ganda berbeda dengan
sistem penilaian yang digunkan pada sekolah konvensional. Sekolah yang
menerapkan teori kecerdasan ganda pada dasarnya berasumsi bahwa semua individu
itu cerdas. Penilaian yang digunakan tidak berorientasi pada input dari proses
pembelajaran tapi lebih berorientasi pada proses dan kemajuan (progress)
yang diperlihatkan oleh siswa dalam mempelajari suatu keterampilan yang
spesifik. Metode penilaian yang cocok dengan sistem seperti ini adalah metode
penilaian portofolio. Sistem penilaian portofolio menekankan pada perkembangan
bertahap yang harus dilalui oleh siswa dalam mempelajari sebuah keterampilan
atau pengetahuan.
H. PENUTUP
Setiap individu memiliki
potensi yang unik yang harus dikembangkan menjadi kompetensi. Pendidikan
merupakan suatu proses yang dilakukan untuk mengembangkan potensi individu
menjadi kompetensi. Manusia, pada dasarnya, memiliki beberapa jenis
kecerdasan yang menonjol. Howard Gardner, seorang pakar psikologi dari Harvard
University, mengemukakan delapan jenis kecerdasan yang meliputi kecerdasan:
·
Bahasa
·
Matematis
logis
·
Spasial
·
Musikal
·
Kinestetis
tubuh
·
Interpersonal
·
Intrapersonal
·
Naturalis
Dalam mengimplementasikan
teori kecerdasan ganda di sekolah, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan
yaitu : masyarakat dan orang tua, guru, kurikulum, fasilitas pembelajaran dan
sistem penilaian
DAFTAR PUSTAKA
Armstrong, T., 2002. Sekolah
Para Juara : Menerapkan Multiple Intelegences di Dunia Pendidikan.
Bandung : Kaifa
Budiningsih, C. Asri, 2005. Belajar
dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Dryden, G.S. 1999. Revolusi
Cara Belajar : Keajaiban Pikiran. Bandung : Kaifa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar